SIAR.CO.ID, JAKARTA – Akses darat menuju Kota Sibolga, Sumatra Utara, masih terputus hingga hari ketiga pasca bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kini memprioritaskan pengiriman bantuan melalui jalur udara dan laut untuk mengatasi keterbatasan logistik di wilayah tersebut.
"Tentu saja logistik di Kota Sibolga belum cukup, tapi kami kirim terus setiap ada kesempatan lewat jalur udara," kata Kepala BNPB, Suharyanto, dalam konferensi pers daring (29/11/2025).
Longsor yang menutup jalan Sibolga-Padang Sidempuan serta jalur penghubung Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara menjadi kendala utama. Untuk mempercepat penyaluran bantuan, BNPB menyiapkan opsi jalur laut.
"Sibolga untuk bantuan logistik mulai besok [Minggu, 30/11/2025] disalurkan melalui jalur laut karena KRI bantuan TNI AL besok sudah tiba di Sumatra Utara," imbuh Suharyanto.
Upaya pembukaan jalur darat terus dilakukan, dengan sekitar 30 kilometer jalan telah berhasil dibersihkan. Namun, sisa jalur yang tertutup material longsor masih cukup panjang. BNPB menargetkan pembukaan akses darat dalam tiga hari ke depan.
"Ketika di lihat peninjauan dari udara, memang walaupun sudah berhasil membuka dari titik longsoran pertama sampai hari ketiga kurang lebih 30 km, tapi yang tersisa masih panjang. Kami akan kerja terus mudah-mudahan dalam waktu 3 hari bisa tembus," ujarnya.
Selain masalah akses, komunikasi di Sibolga juga sempat terganggu. Namun, kondisi ini berangsur membaik setelah penerapan strategi komunikasi darurat.
"Starlink sudah banyak didistribusikan di Tapanuli dan Sibolga, sehingga secara terbatas masyarakat sudah bisa berkomunikasi dengan keluarganya di luar kabupaten tersebut. Tentu saja belum lancar 100 persen, mereka harus bergantian, tetapi akan terus disempurnakan," pungkasnya.









