Isi:
tirto.id – Pemerintah Indonesia mulai serius mempertimbangkan pembatasan game online PUBG. Kekhawatiran ini muncul setelah insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara dan dipicu oleh perintah Presiden Prabowo Subianto untuk menekan dampak negatif game online pada pelajar.
PUBG, game bergenre battle royale yang populer di kalangan anak muda, dinilai berpotensi memengaruhi perilaku anak ke arah negatif karena konten kekerasan dan penggunaan senjata. Menteri PPPA, Arifah Fauzi, berencana menggelar diskusi untuk merumuskan kebijakan pembatasan game demi melindungi anak-anak. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, juga mendukung pembatasan game dengan unsur kekerasan.
PUBG: Amankah untuk Anak-anak?
PUBG mendapatkan rating 12+ dari Google Play Store dengan keterangan "Kekerasan Tingkat Menengah". Meski demikian, orang tua tetap perlu waspada karena beberapa dampak negatif yang mungkin timbul:
- Potensi Perilaku Agresif: Game kekerasan dapat memicu perilaku agresif pada anak-anak.
- Paparan Kata-kata Kasar: Interaksi dalam game dapat membuka peluang paparan kata-kata kasar.
- Cyberbullying: Pemain yang kalah atau dianggap tidak kompeten berpotensi menjadi korban bullying melalui fitur chat.
- Interaksi dengan Orang Asing: Fitur proximity voice chat memungkinkan anak-anak berinteraksi dengan orang tak dikenal, termasuk predator online.
- Kecanduan: Permainan yang seru dapat membuat pemain kecanduan dan berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan.
Mengapa Pembatasan Diperlukan?
Pembatasan game seperti PUBG bertujuan untuk melindungi anak-anak dari pengaruh negatif dunia digital, termasuk konten kekerasan, interaksi dengan orang asing, dan potensi kecanduan. Selain itu, pembatasan juga bertujuan untuk:
- Prioritaskan Perlindungan Anak: Melindungi anak dari paparan konten yang tidak sesuai dengan usia mereka.
- Pengaturan dan Edukasi: Memastikan aktivitas bermain game tetap aman dan sesuai usia. Selain itu, mengedukasi anak-anak, orang tua, dan masyarakat tentang risiko game online.
Pembatasan game seperti PUBG diharapkan dapat direspons secara bijak oleh masyarakat demi melindungi generasi muda dari dampak negatif game online.
[Tautan ke Kumpulan Artikel tentang Game Online]
Sumber:
- tirto.id (dengan modifikasi)









