Sejarah Corporate University (CorpU) sejak pertengahan sekitar abad ke-20an dari beberapa sumber buku yang ditulis oleh pakar dan ahli CorpU yang penulis pahami, bahwa Konsep ini terus mengalami perkembangan yang cukup pesat signifikansinya sebagai respons terhadap kebutuhan organisasi bisnis untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta sikap perilaku karyawan sebagai bentuk investasi dalam mengembangkan kemampuan profesionalisme sumber daya manusia atau human investment.
Istilah Corporate University (CorpU) tampaknya belum cukup familiar di kalangan Masyarakat tertentu seutuhnya terutama di beberapa negara berkembang pada umumnya. Konsep Corporate University di Negara Indonesia mulai populer sekitar di tahun 2000an yang kemudian diadaptasi oleh beberapa organisasi baik itu organisasi bisnis, organisasi publik, maupun di organisasi privat, termasuk diberbagai sektor khususnya dunia usaha dan dunia industri (DU/DI) juga lembaga kementerian yang konsen dengan Sistem Pendidikan dan pelatihan secara sistematis serta terorganisasi dengan baik bagi karyawannya yang telah membentuk lembaga Pendidikan dan pelatihan (Diklat) sebagai cikal bakalnya sebuah sistem CorpU.
Di Beberapa perusahaan/corporate BUMN lain misalnya; PT PLN (Persero) melalui PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PLN Corporate University/CorpU) menjadi perusahaan ketenagalistrikan pertama di Asia yang meraih akreditasi Corporate Learning Improvement Process (CLIP) dari European Foundation for Management Development (EFMD). Akreditasi CLIP resmi diberikan oleh lembaga EFMD kepada PLN Corporate University pada Senin, 16 Januari 2023 (sumber:Press Release No. 052.PR/STH.00.01/I/2023), semetara yang lainnya juga menerapkan CorpU seperti halnya; Telkom, Mandiri, BRI, Pertamina, Kemenku, dan KAI serta organisasi lainnya seolah menjadi trend tersendiri. Namun harus disadari bahwa Penerapan CorpU bukan hanya sekedar mengikuti trend semata yang pada akhirnya target capaian organisasi tidak optimal istilah lainnya Fear of Missing Out (Fomo).
Corporate University/CorpU juga sudah menjadi kosakata harian bagi karyawan, terutama diorganisasi yang sudah lama menerapkan sistem CorpU, bagi kalangan tertentu membicarakan CorpU selalu dikaitkan dengan hal-hal yang meningkatkan kompetensi unggulan dan mutu kinerja organisasi mereka agar dapat berdayasaing tinggi guna mengatasi tantangan era globalisasi menuju world class.
Adapun perbedaan hal mendasar antara pelatihan dan pengembangan tradisional, corporate university, universitas tradisional pada umumnya sebagaimana penjelasan di bawah ini:
Divisi Pelatihan danPengembangan Tradisional | Corporate University | Universitas Tradisional |
Kebutuhan Operasional | Kebutuhan Bisnis | Kebutuhan Pendidikan Umum |
Reaktif, orientasi “betulkan”untuk saat ini | Proaktif: orientasi perbaikan/ pembaruan diarahkan ke masamendatang | Reaktif/Proaktif: orientasi masa lalu, saat ini, dan masamendatang |
Terfragmentasi, event, (kursus/program) pembelajaran diadakan sekali kemudianberhenti | Proses pembelajaran/ pengajaran berkelanjutan, terintegrasi | Proses dipimpin/ dimediasi oleh pengajar |
Cakupan modalitas pembelajaran dan ragam delivery terbatas | Virtual, blended learning: di mana saja, kapan saja, berapa saja, siapa saja, dan dengan cara apa saja | Terutama di dalam ruangan/ gedung, pelajaran yang telah ditetapkan diberikan dan akan berakhir dalam periode yangsudah ditentukan |
Individu, karyawan internal | Tim/komunitas utuh | Mahasiswa, individu |
Kemahiran teknis individu | Kompetensi organisasi inti | Pengetahuan/Keahlian/Kemahiran Generik |
Pelatihan dan Pengembangandimiliki divisi HR/HC | Pembelajaran/pengajarandimiliki unit bisnis | Pendidikan dimiliki institusiakademis |
Sumber: PLN CorpU, 2017
Adapun yang menjadi perbedaannya antara pengembangan karyawan/human development melalui berbagai pendekatan proses pembelajaran ataupun pola pusdiklat (training and education) dan melalui proses Corporat University (CorpU) dapat terlihat dengan jelas pada tabel di atas, bahwa kegiatan proses pembelajaran yang dilaksanakan pusdiklat hanya sekedar untuk mengatasi kesenjangan atau gap kompetensi yang dimiliki karyawan secara individu/perorangan, sedangkan kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan melalui proses/pola sistem CorpU cakupannya lebih luas lagi dan lebih kompleks tidak hanya meningkatkan kompetensi unggulan bagi karyawan, namun juga lebih daripada itu nyakni meningkatkan Kinerja karyawan yang high quality impactful, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan mutu kinerja organisasi yang dapat meningkatkan pendapatan serta nilai tambah lainnya.
Sementara itu perbedaan lainnya juga sangat jelas antara Corporate University dan Universitas Konvensional, dimana sistem CorpU merupakan salah satu alat atau tool strategis bagi organisasi untuk meningkatkan kinerja bisnisnya dan mengembangkan usahanya secara mandiri. Adapun Universitas konvensional yang merupakan sistem institusi/kelembagaan pendidikan formal dalam Undang-undang Pendidikan Tinggi nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi memberikan pembelajaran kepada mahasiswanya untuk mendapatkan pengetahuan/keahlian sesuai program studi dan jurusan bidang garapannya masing-masing.
Adapun beberapa Pakar CorpU Dunia dengan berbagai konsepsi CorpU, seperti halnya dalam bukunya Jeane C. Meister (1998), Peter Jarvis (2001), Mark Allen (2002), Kevin Wheeler dan Eileen Clegg (2005), kemudian Rob Paton dkk. (2005) mereka bersepakat bahwa CorpU itu dibutuhkan untuk menjamin terwujudnya keberlangsungan organisasi pembelajar atau Learning Organization dan Individu Pembelajar (Individual learning). Maka Kontribusi CorpU jika dijalankan dengan baik serta konsisten dan utuh serta menyeluruh (totalitas) maka dipastikan dapat meningkatkan mutu kinerja korporasi, seperti Pendapatan dari hasil proses bisnis, efisiensi dan pertumbuhan, percepatan serta peningkatan mutu Kapabilitas SDM organisasi melalui mekanisme proses learning (pembelajaran).
Perkembangan Corporate University (CorpU) secara harfiah dalam filosofis pendidikan dapat kita pahami bersama bahwa CorpU itu merupakan penggabungan atau perpaduan dua pendekatan yang berbeda antara sistem Corporate dengan sistem University bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan antar keduanya, sehingga menjadi trend baru kemunculan Corporate University (CorpU).
Dalam bukunya Martyn F Rademakers (2014) mengadaptasi pendapatnya bahwa diberbagai negara maju seperti AS konsep pendidikan karyawan sudah dirintis oleh General Electric Inc. (GE), termasuk Russian Railways (RZD) perusahaan yang telah membangun corporate university (CorpU), seiring dengan berjalannya waktu sejak krisis ekonomi dunia di tahun 2008 tidak mempengaruhi jumlah lahirnya Corporate University baik pertumbuhan ekonomi meningkat maupun menurun, jumlah CorpU terus bertambah dan berkembang, hal ini juga ternyata kita lihat dan kita Simak bersama baik di luar negeri maupun di dalam negeri termasuk kementerian maupun bumn bahkan swastapun tidak menutup kemungkinan berupaya mengadaptasi sistem CorpU yang semakin popular keberadaanya.
Terbentuknya CorpU sebagai suatu alat strategi bisnis untuk meningkatkan pendapatan, menekan angka kecelakaan kerja, meningkatnya Kesehatan dan keselamatan kerja, serta kepuasan stakeholeders lainnya, melalui proses kegiatan learning to gather, learning to do, learning to be, life long learning dalam entitas organisasi pembelajar yang berkelanjutan sesuai dinamika pasar dan bisnis yang sedang tumbuh pesat perkembanganya, oleh karena itu maka CorpU harus diposisikan sebagai Ruhnya dalam meningkatkan Bisnis guna mewujudkan percepatan tercapainya visi dan misi serta tujuan dan sasaran corporate. Hal ini merupakan salah satu bentuk inti model organisasi sederhana Corporate University tidak lepas dari keterlibatan top level and middle nyakni Direksi, Komisaris, Human Capital Development dan Unit Bisnis terkait engagement and alignment yang pada umumnya digunakan oleh hampir sebagian atau keseluruhan organisasi ketika mengadopsi sistem Corporate University.
Dalam Strategi penerapan keberhasilan CorpU terletak pada memposisikan CorpU di level Strategis bila hal ini tidak dilakukan maka cenderung mengalami kompleksitas persoalan baru bagi organisasi, adapun ciri khas CorpU yang harus dilakukan dan dipertimbangkan dengan matang minimum sebagai berikut;
Pertama terdapat kesamaan atau kesesuaian strategi yang aligment dimana adanya keselarasan strategi pada saat desain learning dengan strategi Bisnis korporasi. Hal tersebut dilakukan dengan cara menyediakan program-program pelatihan sesuai dengan tuntutan kebutuhan unit bisnisnya masing-masing, serta dukungan bentuk data informasi lainnya kemudian mencatat isu-isu strategis yang dibutuhkan oleh unit bisnis sebagai bahan dasar yang akan dianalisis secara komprehensif dengan berbagai pendekatan metode diantaranya model Learning need analysis (LNA) dan atau training need analysis (TNA), dimana outputnya menjadi tema learning atau program jenis pelatihan dengan target pencapaian kompetensi unggulan.
Kedua terdapat Harmonisme dimana strategi pembelajaran yang tentunya sesuai dengan program unggulan dalam mengembangkan proses bisnis organisasi, hal ini perlu dilakukan untuk pencapaian visi, misi dan tujuan serta sasaran organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ketiga terpenuhinya segala macam bentuk keputusan pembelajaran dimana seluruh Keputusan- keputusan yang ada itu bersifat analitis, hirarkis, sistematis, handal, cepat dan tepat juga akurasi tinggi serta fleksibel sesuai kebutuhan proses bisnis organisasi mulai dari top level sampai pada Tingkat paling bawah tegak lurus dengan arah kebijakan management/korporasi.
Keempat lahirnya berbagai inovasi dalam hal ini pembelajaran berbasis digital terus menerus dikemas dan dikembangkan serta disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan karyawan juga kebutuhan bisnis organisasi untuk mendongkrak keberhasilan dalam mewujudkan tercapainya visi, misi, serta tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditentukan organisasi.
Memastikan mutu program pelatihan yang didesain dan di control bersifat Zero Defect (ZD) tidak boleh keliru sejak awal dengan pendekatan Corporate University, hal ini haruslah sejalan dengan Business Main Goals (tujuan utama bisnis) dalam praktiknya perlu diperhatikan beberapa elemen terpenting di bawah ini:
- Kebutuhan unit bisnis; dimana segala macam bentuk kebutuhan kompetensinya unit bisnis terpenuhi untuk meningkatkan kinerja organisasi yang unggul secara optimal.
- Kebutuhan kinerja individu; dalam hal ini dimana kebutuhan kompetensi unggulan bagi para pekerja terpenuhi agar dapat meningkatkan kinerjanya terus meningkat secara bertahap, bertingkat dan berkelanjutan.
- Kebutuhan Pembelajaran; dimana kebutuhan ini untuk kegiatan proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien serta modern sehingga kegiatan proses pembelajaran karyawan melalui berbagai metode, materi/konten yang memadai agar dapat meningkatkan kompetensi unggulan serta kinerjanya terus produktif sesuai harapan organisasi.
- Kebutuhan Peserta/siswa; dimana kebutuhan karyawan sebagai partisipan itu sendiri terpenuhi/difasilitasi peralatan dan bahan yang memadai sesuai kebutuhannya guna dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan sikap perilakunya professional selaras dengan ekspektasi organisasi.
- Kebutuhan penyelenggara dan trainer/instruktur; disini terpenuhinya kebutuhan penyelenggara pelatihan (tenaga kependidikan) dan instruktur/trainer/widyaiswara (pendidik) dipenuhi baik hardware maupun softwarenya untuk menopang keberhasilan organisasi.
Dengan mempertimbangakan lima elemen tersebut di atas, maka dalam penerapan sistem CorpU yang merupakan jantungnya dengan kata lain Tata Kelola Corporate University yang baik secara sistemik terintegrasi mestinya In Line juga dengan karier karyawan dan Key Performance Individual karyawan yang align dengan kebutuhan bisnis (Need Business) maka Business Main Goals (tujuan utama bisnis) dapat mempercepat capaian visi, misi serta tujuan, dan sasaran organisasi, disinilah letaknya Corporate University diperlukan oleh berbagai bentuk dan jenis organisasi.
Corporate University (CorpU) diperlukan Organisasi dikarenakan sistem CorpU ini apabila diterapkan tentunya dapat memberikan banyak hal keuntungan bagi organisasi yang cukup signifikan karena fungsinya bukan hanya sekadar pusat pelatihan semata-mata, tetapi juga sebagai alat strategi untuk menopang tujuan jangka panjang antara lain menyelaraskan mutu program pembelajaran dengan strategi bisnis, dapat meningkatkan kompetensi unggulan juga sekaligus menyiapkan para kader pemimpin masa depan, memperkuat literasi dan budaya belajar sepanjang hayat (life long learning) serta identitas korporasi juga menjadikan lebih kredibel, kemudian menciptakan efisiensi dan mutu standarisasi
pelatihan terjaga dengan baik, menjadikan pusat inovasi dan pengelolaan pengetahuan yang terstruktur juga terukur, sehingga pada akhirnya memberikan dampak yang nyata terhadap mutu peningkatan kinerja, mutu produktivitas terpelihara, serta memiliki daya saing tinggi di tengah persaingan bisnis. Selain daripada itu, CorpU juga memperkuat reputasi citra Perusahaan yang prima, meningkatkan loyalitas pegawai, dan menjadikannya organisasi lebih adaptif kompetitif dan menarik bagi talent-talent unggulan.
Sumber Bacaan Penulis.
Allen, M. (2002). The corporate university handbook: Designing, managing, and growing a successful program. AMACOM.
Allen, M., & McGee, J. (2004). Creating value with a corporate university. Jossey-Bass.
Burgoyne, J., & Stuart, R. (2011). Corporate learning: Delivering work-based learning through an integrated corporate university. Routledge.
Dealtry, R. (2009). The corporate university blueprint: Managing the development of a successful corporate university. Performance Improvement.
Gaspersz, V. (2011). Total quality management untuk praktisi bisnis dan industri. Jakarta: Vinchristo Publication.
Garratt, B. (1999). The learning organization: Developing democracy at work. HarperCollins.
Indonesia’s Best Practices of Corporate University Penulis: Joko Sugiarsono, Wisnoe Satrijono, Kusnan M. Djawahir Penerbit: PT Swasembada Media Bisnis, 2017 Buku hasil kolaborasi PLN Corporate University dengan majalah SWA. Berisi berbagai praktik terbaik (best practices) penerapan Corporate University oleh beberapa perusahaan besar di Indonesia, termasuk PLN.
Meister, J. C. (1998). Corporate universities: Lessons in building a world-class workforce. McGraw-Hill. Rademakers, M. F. (2014). Corporate universities: Drivers of the learning organization. Routledge.
Navran, F. (2009). Corporate universities: Theory and practice. Global HRD Press.
Disertasi, Iwan Irawan pada Program Pascasarjana Studi Administrasi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia; Internal Quality Assurance System SMKN Tahun 2014.
Teisi, Iwan Irawan pada Program Pascasarjana Studi Administrasi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia; Kontribusi Kinerja Dosen dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja STIA LAN RI Tahun 2010.
Press Release No. 052.PR/STH.00.01/I/2023, https://web.pln.co.id/media/siaran-pers/2023/01/pertama- di-asia-pln-corporate-university-raih-akreditasi-corporate-learning-improvement-process di download tgl 14 September 2025 pukul 22.35wib
Dokumen Perundang-undangan
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.