Garut, Jawa Barat – Ambruknya jembatan penghubung Desa Toblong dan Desa Sukanegara di Kabupaten Garut pada Selasa (11/11/2025) akibat hujan deras berdampak serius pada aktivitas warga. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan dukungan penuh untuk penanganan darurat dan pemulihan akses.
Jembatan yang menjadi urat nadi kegiatan pendidikan, ekonomi, dan kesehatan ini roboh setelah Sungai Cikaengan meluap dan menggerus pondasi. Akibatnya, ribuan warga kesulitan beraktivitas, ratusan pelajar terancam putus sekolah, dan roda perekonomian terhenti.
"Kerusakan jembatan ini berdampak langsung terhadap aktivitas harian masyarakat. Mobilitas terganggu dan akses layanan dasar ikut terputus," tegas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Pemerintah desa dan aparat setempat telah memasang garis pengaman. BPBD Kabupaten Garut juga menyiagakan tiga perahu karet untuk membantu penyeberangan warga.
BNPB bergerak cepat dengan mengirimkan Plt. Kepala Pusat Pengendali dan Operasi (Kapusdalops), Kolonel TNI Hery Setiono, dan Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat, Agus Riyanto, pada Sabtu (15/11) untuk koordinasi lapangan, sesuai arahan Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto.
Fokus awal adalah pembersihan material yang menyumbat aliran sungai. Personel gabungan dari BPBD Garut, TNI, Polri, Vertical Rescue, dan warga, didampingi ahli konstruksi, bahu-membahu melakukan pembersihan.
Selanjutnya, pemerintah berencana membangun jembatan gantung darurat dan memperkuat tebing sungai dengan bronjong. Jembatan darurat ini akan dibangun dengan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) Kabupaten Garut sekitar Rp290 juta dan dirancang untuk dapat digunakan hingga 10 tahun.









