Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang didanai oleh kemendikbudristek tahun 2025 dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dan ruang lingkup pemberdayaan Kemitraan Masyarakat dengan judul “EKSPLORASI CERITA RAKYAT TANIMBAR DALAM PENGEMBANGAN LOVING THE CULTURE OF TANIMBAR E-BOOK SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER GENERASI MUDA MENUJU INDONESIA EMAS 2045” dilaksanakan pada tanggal 02 juli 2025. Kegiatan ini dilaksanakan melalui meknisme dan metode pengabdian yang telah ditetapkan adalah perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi/umpan balik yang secara terperinci terkait dengan pelaksanaan setiap tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Sosialisasi
Tahapan sosialisasi dilakukan pada tanggal 03 Juli 2025 pukul 16.00 WIT. Kegiatan ini dihadiri oleh generasi muda desa Wermatang (karang taruna, beberapa siswa dan orang tua) selain itu hadir pula pihak pemerintah desa Wermatang. Kegiatan ini dilaksanakan secara non formal di pantai desa Wermatang. Pemilihan lokasi pantai atas koordinasi tim dengan pemerintah desa Wermatang dengan tujuan menciptakan suasana yang lebih menyenangkan agar apa yang disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh generasi muda desa Wermatang selain itu dapat menciptakan hubungan kekerabatan yang lebih harmonis lagi agar ketika dalam pelaksanaan pendampingan dapat berjalan dengan baik. Dalam kegiatan tersebut tim pengabdian masyarakat menyampaikan terkait dengan rencana pelaksanaan kegiatan pengabdian serta tujuan dan manfaat dilakukannya pengabdian, selain itu tim pengabdian masyarakat juga menjelaskan terkait alasan pemilihan desa Wermatang sebagai lokasi/tempat dilakukannya pengabdian masyarakat.
Berdasarkan kegiatan sosialisasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:
- Kegiatan pengabdian yang dilakukan diterima dan didukung sepenuhnya baik oleh pihak pemerintah desa, karang taruna desa, dan/atau masyarakat desa Wermatang;
- Kegiatan sosialisasi berhasil dilakukan dengan baik kepada generasi muda dan masyarakat desa Wermatang.
2. Tahap Pelatihan
Pada tahapan ini tim pengabdian masyarakat melaksanakan FGD/Pelatihan Penyusunan Buku “Loving The Culture Of Tanimbar” yang berisi tentang kumpulan Cerita Rakyat Tanimbar yang didalamnya terkandung nilai-nilai moral yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam pembentukan karakter generasi muda menuju Indonesia emas 2045. Kegiatan ini dilakukan selama 2 (dua) hari dengan melibatkan unsur terkait dengan jumlah peserta 40 orang. Kegiatan hari pertama dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2025.
Pelaksanaan kegiatan FGD/Pelatihan Penyusunan Buku “Loving The Culture Of Tanimbar” untuk hari pertama dimulai dari pukul 10.00 WIT – 14.00 WIT dengan pemateri Yoseph Batkunde, S.Pd.,M.Pd. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Rektor I Bpk. Samuel Urath, S.Si.,M.Pd, Wakil Rektor II Bpk. Sukriyadi,SE.,MM.Ak, Bpk.Wakil Rektor III Piter Titirloloby, S.Pd.,M.Pd, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Bpk. Amatai Alaslan, S.IP.,M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Bpk. Mesak Ratuanik, S.Si.,M.Pd, Dekan Fakultas Hukum Bpk. Lodwik Wessy, SH.,MH dan beberapa unsur pimpinan lainya serta peserta kegiatan. Selain pemaparan materi juga dipaparkan draft modul “Family Education” untuk mendapat masukan dan perbaikan dari peserta kegiatan. Kegiatan berlangsung dengan baik, aman dan lancar. Pelaksanaan kegiatan dibagi dalam 2 sesi yaitu sesi pertama penyampaian materi dan sesi ke 2 diskusi/tanya jawab.
Kegiatan yang dilakukan mendapat respon positif dari pimpinan Universitas Lelemuku Saumlaki (UNLESA) Bpk. Samuel Urath, S.Si.,M.Pd ketika ditemui di ruang kerjanya disampaikan bahwa:
Pihak UNLESA sangat mendukung penuh kegiatan yang dilakukan tim pengabdian masyarakat yang didanai oleh kemendikbudristek pada tahun anggaran 2025 serta memberikan apresiasi dan penghargaan kepada tim pengabdian masyarakat dan berharap kedepannya akan ada tim-tim pengabdian masyarakat lainya yang melakukan kegiatan serupa sehingga selain melestarikan budaya Tanimbar melalui cerita rakyat yang didalamnya terkandung nilai nilai moral yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam pembentukan karakter genarasi muda menuju Indonesia emas 2045.
Setelah kegiatan selesai dilaksanakan, pada tanggal 11 Juli 2025 tim pengabdian masyarakat dibantu oleh beberapa dosen yang memiliki kompetensi dan kemampuan dalam menyusun buku melengkapi dan memperbaiki draft buku “Loving The Culture Of Tanimbar” untuk kemudian dilakukan finalisasi dan dikirimkan ke penerbit untuk diproses ISBN dan diterbitkan. Proses penerbitan dilakukan oleh Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia ANGGOTA IKAPI JAWA BARAT, dengan ISBN: 978-634-239-113-6 serta tim penyusun: Yoseph Batkunde, S.Pd.,M.Pd, Regina Nifmaskossu, S.Pd.,M.Pd dan Amtai Alaslan, S.IP.,M.Si
Berdasarkan pemaparan hasil kegiatan pada tahap pelatihan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
- Kegiatan FGD/Pelatihan Penyusunan buku “Loving The Culture Of Tanimbar” berjalan dengan sangat baik dan mendapat respon positif dari pimpinan dan unsur pimpinan (UNLESA);
- Adanya kerjasama yang baik antara tim pengabdian masyarakat dan civitas akademika UNLESA untuk saling membantu menyelesaikan buku “Loving The Culture Of Tanimbar”
- Adanya buku “Loving The Culture Of Tanimbar” sebagai bentuk nyata dari hasil FGD/Pelatihan Penyusunan buku.
3. Tahap Penerapan Teknologi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2025. Penerapan teknologi dilakukan dengan menggunakan buku “Loving The Culture Of Tanimbar” yang memuat cerita rakyat Tanimbar, Poster dan Stiker yang berisi pesan-pesan moral yang kemudian diperbanyak dan dibagikan ke pemerintah desa, karang taruna, siswa dan masyarakat desa Wermatang..
Pelaksanaan kegiatan ini dipaketkan dengan kegiatan pendampingan dan penyuluhan yang secara teknis dijelaskan pada tahap pendampingan dan evaluasi. Berikut dipaparkan dokumentasi pembagian buku “Loving The Culture Of Tanimbar”, Poster
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tim pengabdian masyarakat di lapangan terlihat respon yang sangat baik dari masyarakat bahkan ada beberapa anak sekolah yang meminta diberikan tambahan buku untuk diberikan ke teman yang tidak hadir agar bisa dibaca oleh temannya.
4. Tahap Pendampingan dan Evaluasi
- Tahap Pendampingan
Sebagaimana telah dijelaskan pada tahap sebelumnya bahwa tahap pendampingan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan penerapan teknologi namun hanya berlaku untuk peluncuran aksi perubahan sementara pemetaan awal, membangun hubungan kemanusiaan dan menyusun strategi gerakan dilakukan secara terpisah. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 2 Juli 2025 dan puncaknya ada pada tanggal 25 Juli 2025 yang secara terperinci diuraikan sebagai berikut:
- Pemetaan awal
Pemetaan awal dilakukan pada tanggal 2 Juli 2025 dengan tujuan untuk memahami karakteristik masyarakat desa Wermatang, sehingga tim bisa mudah untuk memahami dan menemukan realitas permasalahan yang terjadi di masyarakat. Dalam pemetaan awal ini, tim akan melakukan pendekatan melalui bapak dan ibu rumah tangga yang ada di desa Wermatang dengan melakukan hal demikian tim dapat menentukan informan dalam penggalian data supaya dapat mempermudah tim di lapangan.
Berdasarkan hasil pemetaan awal, tim pengabdian masyarakat menemukan bahwa permasalahan yang sering ditemui dan bahkan dialami langsung yang dilakukan oleh generasi muda desa Wermatang adalah:
- Pemuda desa Wermatang sering mengonsumsi minuman keras yang kemudian berimplikasi pada perkelahian antar kelompok pemuda bahkan ada yang melibatkan keluarga besar;
- Perjudian online dan offline;
- Adanya pornografi melalui handphone (video dan gambar porno);
- Hilangnya rasa saling menghormati dan menghargai baik antar sesama usia maupun antar pemuda dengan orang tua;
- Seks antar sesama pemuda sehingga berdampak pada banyak generasi muda desa Lermatang yang hamil diluar nikah;
- Membangun hubungan kemanusiaan
Tim pengabdian melakukan proses inkulturasi dan membangun kepercayaan dengan masyarakat, hal ini dilakukan dengan tujuan terjalinnya hubungan yang erat tanpa ada batas dan saling mendukung. Dengan demikian masyarakat dapat percaya dengan tim sehingga informasi yang disampaikan tidak ada batasan yang harus ditutupi. Perlu disampaikan bahwa dengan melakukan ini tim dapat mengetahui terkait dengan kasus pornografi yang dilakukan generasi muda desa Wermatang.
- Menyusun Strategi Gerakan
Tim setelah mengetahui persoalan mendasar yang menjadi akar masalah, tim menyusun strategi gerakan untuk memecahkan problem kemanusiaan yang telah dirumuskan, bagaimana program yang direncanakan berhasil atau gagal sehingga bisa mencari jalan keluar apabila terdapat kendala.
- Melancarkan aksi perubahan
Pendampingan dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat berupa implementasi pesan moral yang terkandung dalam cerita rakyat Tanimbar dalam pembentukan karakter generasi muda menuju indonesia emas 2045. Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan pada tanggal 21-23 Juli 2025, dimulai dengan rapat internal tim pengabdian masyarakat yang dipimpin langsung oleh ketua tim pengabdian masyarakat pada hari Senin, 21 Juli 2025. Dalam rapat tersebut ketua tim pengabdian menjelaskan terkait dengan pelaksanaan tugas dari masing-masing anggota tim pada saat berada di tempat pengabdian selain itu ketua tim pengabdian juga menjelaskan terkait dengan teknik dan cara melakukan pendampingan serta penguatan kognitif tim terkait dengan pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita rakyat Tanimbar melalui buku “Loving The Culture Of Tanimbar”.
Selanjutnya, pada hari Selasa, 22 Juli 2025 tim pengabdian masyarakat melakukan persiapan perjalanan menuju ke lokasi pengabdian (desa Wermatang, Kecamatan Wermaktian, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku).
Tim yang melakukan persiapan untuk aksi lapangan berjumlah 5 orang yang terdiri dari 1 orang ketua tim, 2 orang anggota tim dosen dan 2 orang anggota tim mahasiswa.
Selanjutnya tim pengabdian masyarakat melakukan perjalanan menuju tempat/lokasi pengabdian yaitu desa Wermatang, setelah itu tim pengabdian melaporkan diri ke pemerintah desa Lermatang sekaligus meminta izin untuk melakukan pendampingan kepada generasi muda secara khusus dan masyarakat desa Wermatang secara umum.
Pada saat tim pengabdian masyarakat tiba di desa, tim disambut oleh sekretaris desa, para kepala seksi dan kepala urusan, staf dan hadir juga ketua karang taruna. Dalam diskusi dengan sekretaris desa Wermatang terlihat respon yang sangat positif bahkan adanya permintaan dari pemerintah desa Wermatang untuk menindaklanjuti kegiatan ini antara pemerintah desa Wermatang dengan pihak UNLESA sehingga kegiatan ini tidak berakhir dalam tahun ini namun bisa dilakukan setiap tahun. Hal tersebut disampaikan oleh sekretaris desa atas dasar desa Wermatang adalah mitra UNLESA melalui penandatanganan MOU antara UNLESA dengan desa Wermatang.
Setelah tim pengabdian masyarakat mendapat izin dari pemerintah desa Wermatang, tim pengabdian kemudian melakukan foto bersama dan langsung bergerak menuju rumah warga yang telah menanti kehadiran tim untuk melakukan pendampingan dan penyuluhan untuk hari pertama.
Metode yang dipakai dalam pendampingan adalah ceramah dan tanya jawab. Tim pengabdian masyarakat memulai pendampingan dan penyuluhan dalam beberapa sesi dan indikator materi yang disampaikan antara lain : Sesi pertama dengan indikator materi yang disampaikan adalah Batu Badaong, Hiu Putuh Adodo, Bunga Lelemuku dan Gadis Yang Menjadi Burung Kaka Tua. Sebagai contoh salah satu pesan moral yang terkandung dalam cerita legenda Batu Badaong adalah jangan terlalu memanjakan anak. Meski hidup dengan harta melimpah, tetap ajarkan anak untuk hidup sederhana. Pesan moral lainnya, jadilah anak yang berbakti kepada orang tua. Jangan bersikap kasar kepada mereka. Berikan kasih sayang setulus hati seperti mereka menyayangimu. Jangan seperti si Sulung dan Bungsu yang menghardik ibunya sendiri.
Sesi kedua dengan indikator materi yang disampikan adalah Atuf Menombaki Matahari, Lumba-Lumba dan Anak Yatim Piatu, Gadis Yang Menjadi Buaya, Ular Naga Dengan Si Bungsu, Asal Mula Sirih, Padi dan Kacang Hijau. Sebagai contoh salah satu pesan moral yang terkandung dalam cerita Lumba-Lumba dan Anak Yatim Piatu. Cerita ini mengajarkan kita untuk “jangan pernah lelah berbuat kebaikan, meskipun itu kecil, karena setiap kebaikan akan kembali kepada kita”. “Setitik pertolongan jauh lebih berharga daripada seribu simpati”. Selain itu, mengajarkan pentingnya mengendalikan amarah dan tidak memaksakan kehendak dan mengajarkan tentang besarnya cinta dan pengorbanan seorang ibu.
Gambar 2. Pendampingan kepada generasi muda desa Wermatang
Mengamati pelaksanaan pendampingan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa generasi muda desa Wermatang dan/atau masyarakat sangat menginginkan perubahan karakter secara universal pada generasi muda di desa Wermatang. Hal ini terlihat jelas melalui respon positif baik dari pemerintah desa Wermatang, karang taruna dan masyarakat dengan harapan adanya perubahan secara karakter secara bertahap sehingga ke depan kenakalan generasi muda seperti: mengonsumsi minuman keras, perkelahian, judi, melawan orang tua, mengeluarkan kata-kata kotor tidak lagi terjadi di desa Wermatang.
Selanjutnya pada hari Rabu, 23 Juli 2025, tim pengabdian masyarakat melakukan sosialisasi kepada generasi Tanimbar. Sosialisasi ini dilakukan dengan melibatkan generasi muda desa Wermatang secara khusus dan generasi muda Tanimbar secara umum dengan cerita rakyat Tanimbar yang digunakan sebagai materi sosialisasi adalah Nuri Berbulu Merah, Kaka Tua Berjambul, Legenda Perahu Uluntutul, Asal Muasal Desa Manglusi, Perjalanan Raja Makala, Legenda Nenek Tungku Tiga dan Legenda Batu Buaya. Sebagai contoh salah satu pesan moral yang terkandung dalam cerita Perjalanan Raja Makala adalah “Semangat persaudaraan adalah fondasi penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Lebih dari sekadar hubungan darah, persaudaraan mencerminkan rasa saling memiliki, kepedulian, dan tanggung jawab antar individu. Manifestasi nilai luhur ini dapat kita temukan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari lingkungan keluarga hingga interaksi di tengah masyarakat luas. Memahami dan mengamalkan nilai nilai persaudaraan akan menciptakan ikatan sosial yang mendorong kerjasama, serta menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi setiap anggota Masyarakat. Contoh implementasi nilai persaudaraan dalam kehidupan sehari-hari adalah saling menghormati dan menyayangi, gotong royong, saling membantu, menjaga komunikasi yang baik, menjaga kerukunan, peduli terhadap sesama, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, menjaga komunikasi yang baik, menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila, menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, berpartisipasi pembangunan nasional dan lain-lain”.

Gambar 3. Sosialisasi kepada generasi muda Tanimbar
Dalam sosialisasi ini juga dilengkapi dengan beberapa materi penguatan pentingnya pendidikan karakter bagi generasi muda agar unggul serta bermanfaat bagi negeri meliputi:
- Membangun Landasan Etika dan Moral
- Mengembangkan Empati dan Kepedulian Sosial
- Mendorong Kreativitas dan Inovasi
- Mengajarkan Rasa Cinta Tanah Air
- Membangun Karakter yang Kuat dalam Menghadapi Indonesia Emas 2045
Hal tersebut dilakukan atas dasar pikir bahwa melalui pembelajaran nilai-nilai moral, empati, kreativitas, cinta tanah air, serta ketangguhan mental, generasi muda akan menjadi individu yang berkualitas, siap menghadapi tantangan, dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Oleh karena itu, investasi pada pendidikan karakter bagi generasi muda harus ditingkatkan sebagai salah satu upaya memajukan bangsa menuju masa depan yang lebih baik.
- Tahap Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan kegiatan Pendampingan dan Sosialisasi dilakukan di internal tim dengan menggunakan instrumen evaluasi secara bertahap yaitu evaluasi terhadap persiapan pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Evaluasi persiapan dilakukan untuk memastikan kelengkapan seluruh dokumen dan komponen yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat. Sementara evaluasi pelaksanaan meliputi aspek respon masyarakat, partisipasi masyarakat, kriteria pencapaian program, kendala dalam pelaksanaan program.
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat tahun 2025 ini dilakukan pada tanggal 12 – 13 Agustus 2025 dengan menggunakan instrumen evaluasi, hasil evaluasi ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Mitra (Karang Taruna) Desa Wermatang
Terhadap Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Jumlah Sampel | Aspek Penilaian | Tanggal Pelaksanaan | Nilai Rata-Rata | Keterangan |
20 | Respon Mitra | 12 Agustus 2025 | 93,7 | Sangat Baik |
20 | Partisipasi Mitra | 12 Agustus 2025 | 89,3 | Sangat Baik |
20 | Ketercapaian Mitra | 12 Agustus 2025 | 86,7 | Sangat Baik |
Jumlah Nilai | 269,7 | |||
Nilai Rata-Rata | 89,9 | |||
Kategori | Sangat Baik |
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa dari total sampel sebanyak 20 orang terdapat 93,7 % Mitra memiliki respon yang sangat baik terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian Masyarakat yang dilakukan, sementara 89,3 % Mitra memiliki partisipasi sangat baik terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian Masyarakat yang dilakukan dan 86,7 % penilaian Mitra terhadap ketercapaian program yang dilakukan hal ini disebabkan jumlah intensitas tatap muka tim pengabdian Masyarakat dengan mitra (karang taruna) hanya 4 kali sehingga pendampingan dan sosialisasi belum dapat dilakukan secara keseluruhan kepada generasi muda desa Wermatang (siswa-siswi).
Penulis:
1. Yoseph Batkunde
Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Lelemuku Saumlaki
2. Regina Nifmaskossu
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Lelemuku Saumlaki
3. Amtai Alaslan
Prodi Administrasi Negara, Universitas Lelemuku Saumlaki
Email: ybatkunde@gmail.com
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.