Demam koleksi mainan kembali menggeliat di Indonesia, menandai babak baru dalam dinamika budaya pop yang berkembang pesat di kalangan anak muda dan dewasa muda. Belakangan ini, tren blind box atau mainan misterius dalam kemasan tertutup telah menjadi fenomena tersendiri. Para penggemar tak segan mengantre panjang untuk mendapatkan karakter favorit mereka, bahkan rela membayar lebih untuk edisi-edisi terbatas yang langka di pasaran.
Fenomena ini tidak lepas dari perkembangan media sosial, yang memungkinkan komunitas penggemar mengekspresikan diri lewat unboxing, review, hingga jual beli antar kolektor. Seiring waktu, koleksi mainan bukan lagi soal hobi masa kecil, melainkan bagian dari identitas gaya hidup. Di berbagai kota besar, aktivitas berburu blind box menjadi tren tersendiri, membentuk subkultur yang solid dan terus bertumbuh.

Banyak faktor yang memicu ketertarikan terhadap mainan koleksi, mulai dari desain karakter yang unik hingga keterlibatan emosi dalam proses mendapatkan figur tertentu. Sensasi tak terduga saat membuka blind box menciptakan pengalaman yang adiktif. Dalam dunia yang serba instan, mainan koleksi justru menawarkan sesuatu yang lambat dan penuh proses, seperti membangun satu per satu, mengincar yang belum dimiliki, dan menyusun rak display pribadi.
Di tengah peta tren yang sudah padat, muncul nama baru yang langsung menarik perhatian publik kolektor di Indonesia adalah WAKUKU. Produk ini diperkenalkan lewat sebuah pop-up store di Central Park Mall Jakarta sejak 14 Juli lalu, menandai debut resminya di pasar lokal. Tanpa gembar-gembor berlebihan, kehadirannya justru mengundang antrean panjang, memancing rasa penasaran masyarakat urban yang terbiasa dengan produk koleksi asal Jepang atau Korea.
WAKUKU adalah karakter mainan asal Tiongkok yang dikenal dengan desain ikonik: alis menyatu, senyum menyeringai, dan taring kecil yang khas. Dengan mengusung perpaduan elemen lucu dan pemberontak, WAKUKU menyasar pasar generasi Z yang mendambakan sesuatu yang berbeda dari norma arus utama. “Karakter ini agak liar, tapi tetap adorable,” ujar Hartika Putri Mutiarani, direktur Letsvan Indonesia.
Produk ini dibawa oleh perusahaan Letsvan, yang kini berada di bawah naungan Quantum Solutions (QSG), perusahaan publik asal Tiongkok yang terdaftar di NASDAQ. Dengan dukungan modal dan platform internasional, WAKUKU menjadi IP mainan pertama dari Tiongkok yang menargetkan ekspansi global secara agresif.

Dalam pop-up store tersebut, WAKUKU menampilkan berbagai seri populer seperti Fuzzy Trendy Fun Party, Fox & Bunny Trick or Treat, serta edisi khusus Indonesia, Flower Gentleman. Tidak hanya memajang produk, pengunjung juga dapat mengikuti undian untuk mendapatkan blind box eksklusif secara gratis. Sebelum hadir di Indonesia, WAKUKU telah mencetak rekor penjualan di Tiongkok, termasuk seri Pandada yang habis terjual dalam dua jam di Beijing. “Pada Maret 2024, seri “Pandada” ludes terjual hanya dalam 2 jam di gerai MINISO Beijing, mendorong peningkatan penjualan hingga 90.3%,” ungkap Hartika Putri. Bahkan, David Beckham sempat menerima versi khusus WAKUKU dan memamerkannya di media sosial. “Ke depannya, Letsvan akan membawa lebih banyak IP, termasuk WAKUKU, untuk menghadirkan kejutan baru bagi para kolektor dan pecinta culture pop Indonesia!” tutupnya.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.