Canggu, Bali – Seorang turis asal Cina, Deqing Zhuoga (25), ditemukan meninggal dunia di sebuah hostel di kawasan Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali, pada Selasa (2/9/2025) pukul 11.00 WITA. Kematiannya menjadi sorotan setelah sejumlah media asing memberitakan dugaan keracunan yang dialami Deqing dan beberapa turis lainnya.
Menurut keterangan Pejabat Sementara (PS) Kasubsipenmas Sihumas Polres Badung, Aiptu Ni Nyoman Ayu Inastuti, penyebab pasti kematian Deqing masih dalam penyelidikan. Hasil pemeriksaan laboratorium forensik Denpasar menunjukkan tidak adanya jejak pestisida, narkotika, sianida, logam berat, bahan kimia berbahaya, atau metanol dalam muntahan korban. Pemeriksaan luar oleh Rumah Sakit Prof. Ngoerah juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan. Korban diperkirakan meninggal 2-12 jam sebelum ditemukan.
Polisi juga telah memeriksa obat-obatan yang ditemukan di tas Deqing, meliputi Lorano Akut, Ibuhexal Akut, Paracetamol, Amoxicillin 500, Siderm Lotion, Predmisolon 5 mg, Vicee 500, dan Fenbid Capsule. Namun, hasil pemeriksaan obat-obatan tersebut belum keluar.
"Pada pemeriksaan dalam, ditemukan adanya bercak-bercak pendarahan dan pelebaran pembuluh darah pada selaput lendir lambung, cairan berwarna hitam kehijauan pada rongga lambung, bercak-bercak kemerahan di beberapa tempat pada usus halus, serta dalam rongga usus besar kosong yang merupakan tanda-tanda penyakit diare. Namun, sebab pasti kematian tidak dapat ditentukan," ungkap Inastuti kepada siar.co.id, Jumat (21/11/2025).
Keterangan saksi bernama Maria Yasinta, seorang karyawan hostel, menyebutkan bahwa Deqing sempat mengeluh sakit kepala, punggung, dan lemas kepada resepsionis pada Senin (1/9/2025). Ia juga meminta air dan pisang. Maria kemudian mengajak Deqing ke klinik, di mana ia didiagnosis dehidrasi dan disarankan rawat inap, namun Deqing menolak karena masalah biaya.
Pada hari yang sama dengan penemuan jenazah Deqing, enam turis lain juga dilaporkan mengalami muntah dan diare. Mereka dilarikan ke rumah sakit berbeda. Tiga di antaranya, Mingmin Lei (37), Melanie Irene (22), dan Alisa Kokonozi (22), sekamar dengan Deqing. Tiga turis lainnya, Alahmadi Yousef Mohammed (25), Cana Clifford Jay (27), dan Zhou Shanshan (29), berada di kamar lain. Keenam turis tersebut telah kembali ke negara asal mereka.
Seorang teman sekamar Deqing, Leila Li, yang juga sempat dirawat intensif, mengatakan kepada New York Post bahwa kondisi Deqing memburuk dengan cepat. "Saya berhasil meminta pertolongan dan dibawa ke pusat medis sebanyak tiga kali, lalu mereka memanggil ambulans untuk saya. Saya meminta mereka untuk memanggil dokter dan saat saya sampai di rumah sakit aku mengirim pesan pada Deqing untuk ikut masuk juga, tetapi saya tidak pernah mendapat balasan," ujar Li.
Li menduga keracunan sebagai penyebabnya dan mendesak agar hostel ditutup selama penyelidikan. "Dokter yang menangani saya telah memastikan bahwa itu adalah keracunan pestisida dan keracunan makanan. Mereka sedang berusaha menutupinya dan saya hanya ingin memperingatkan orang-orang agar hal ini tidak terjadi pada siapa pun lagi," tegas Li.
Pihak hostel mengklaim telah menjaga kebersihan dapur dan membuang bahan makanan yang sudah lewat batas waktu. Menurut data resepsionis, Deqing hanya satu kali memesan makanan di hostel, yaitu pada hari pertama kedatangannya, 12 Agustus 2025.
"Pemeriksaan kebersihan dari seluruh kawasan hostel merupakan kewenangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dan UPTD Puskesmas Kuta Utara. Untuk mengetahui secara pasti, harus melakukan uji lab terhadap kualitas air, makanan, dan swab terhadap pegawai restoran dan alat yang digunakan untuk memasak," tutup Ayu.
