• 10 Des 2025

Tragedi Sumatera: Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Capai 914 Jiwa, Ratusan Lainnya Masih Hilang

Jakarta (Liputan6.com) – Bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh terus menimbulkan duka. Hingga Sabtu…

Jakarta (Liputan6.com) – Bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh terus menimbulkan duka. Hingga Sabtu (6/12/2025), BNPB melaporkan jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 914 jiwa, bertambah 47 orang dari hari sebelumnya.

"Di Aceh, sebanyak 359 orang meninggal dunia, Sumatera Utara 329 jiwa, dan Sumatera Barat 226 jiwa," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam konferensi pers.

Tim SAR masih terus berupaya mencari korban hilang. Data terbaru mencatat, sebanyak 389 orang masih belum ditemukan. Kabar baiknya, jumlah ini menurun dari hari sebelumnya yang mencapai 521 orang, setelah beberapa korban dilaporkan selamat. "Ada beberapa korban yang sebelumnya dilaporkan hilang tapi di beberapa tempat dilaporkan selamat," kata Muhari.

Mengapa Sumatera Banjir?

Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Sumatera sejak 24 November lalu bukan hanya disebabkan oleh curah hujan ekstrem. Menurut Ketua Program Studi Meteorologi ITB, Muhammad Rais Abdillah, ada tiga faktor utama yang memicu tragedi ini:

  1. Kondisi Atmosfer Aktif: Wilayah Sumatera bagian utara sedang berada pada puncak musim hujan dengan curah hujan yang sangat tinggi.
  2. Kerusakan Lingkungan: Degradasi lingkungan menurunkan kemampuan tanah dalam menyerap air.
  3. Kapasitas Tampung Wilayah yang Melemah: Alih fungsi lahan memperparah dampak curah hujan.

Rais menjelaskan, fenomena atmosfer seperti pusaran atau vortex dari Semenanjung Malaysia yang berkembang menjadi Siklon Tropis Senyar di Selat Malaka turut memperkuat hujan ekstrem di wilayah tersebut.

Dosen Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, Heri Andreas, menambahkan bahwa kemampuan suatu wilayah dalam menerima, menyerap, dan mengelola air sangat penting. "Banjir bukan hanya soal hujan. Ini soal bagaimana air diterima, diserap, dan dikelola oleh permukaan bumi," tegasnya. Ia menekankan pentingnya perencanaan tata ruang berbasis risiko untuk mencegah bencana serupa terulang di masa depan.

Artikel ditulis oleh

Sorotan

Prabowo Berencana Tinjau Ulang Lokasi Banjir Sumatera, Pastikan Pemulihan Berjalan Optimal
Jakarta, [Tanggal Sekarang] – Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmennya dalam penanganan bencana banjir di Sumatera dengan berencana mengunjungi kembali lokasi...
7 Des 2025News
Prabowo Targetkan Listrik Pulih Total di Wilayah Banjir Sumatra Paling Lambat Malam Ini
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi tegas kepada jajarannya untuk segera memulihkan aliran listrik di wilayah-wilayah terdampak bencana banjir...
7 Des 2025News
Hanura Mantapkan Strategi Pemilu 2029: Fokus Suara Rakyat dan Pemerataan Pembangunan
Bandung, Jawa Barat - Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta (OSO), menegaskan kesiapan partainya menghadapi Pemilu 2029 usai Rapat Kerja...
6 Des 2025News
Soekarno Runniversary 2026: PDIP Gandeng Generasi Muda Lestarikan Warisan Bung Karno Lewat Ajang Lari Inovatif
Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) kembali menggelar Soekarno Runniversary pada 2026 mendatang, bertepatan dengan HUT ke-53 partai. Ajang lari ini...
6 Des 2025News
KPK Telusuri Jejak Korupsi Kuota Haji di Tanah Suci, Penyidik Sisir Riyadh hingga Mina
Isi: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengintensifkan penelusuran dugaan korupsi terkait kuota haji tambahan tahun 2024. Tim penyidik KPK saat...
6 Des 2025News
Semeru Kembali Bergejolak, Warga Dilarang Mendekat dalam Radius 13 Km
Lumajang, Jawa Timur - Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat signifikan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melarang warga...
6 Des 2025News
Ads
ads