• 25 Des 2025

Siar.co.id – UN Women: 1,8 Miliar Perempuan di Dunia Rentan Kekerasan Digital

Jakarta – UN Women Indonesia mengungkapkan bahwa sekitar 1,8 miliar perempuan di seluruh dunia belum memiliki perlindungan hukum yang memadai…

Jakarta – UN Women Indonesia mengungkapkan bahwa sekitar 1,8 miliar perempuan di seluruh dunia belum memiliki perlindungan hukum yang memadai terhadap kekerasan di ruang digital. Hal ini disampaikan oleh Head of Programmes UN Women Indonesia, Dwi Yuliawati, dalam press briefing tentang Kekerasan di Ruang Digital yang diadakan di Kantor PBB Indonesia, Jakarta, Kamis (20/11/2025).

Yuliawati menjelaskan bahwa kekerasan digital terhadap perempuan tidak hanya terbatas pada aspek seksual, tetapi juga merambah bidang ekonomi, sosial, hingga politik. Ia menekankan bahwa kekerasan digital merupakan perpanjangan dari kekerasan di dunia nyata, sebuah kelanjutan dari kekerasan offline yang kini diperluas melalui teknologi.

"Kita harus kembali memperkuat hukum, memperkuat movement, gerakan, karena serangannya sudah tidak lagi dari benda-benda yang kasat mata di depan kita, tetapi dari sesuatu yang sangat tidak terlihat," tegasnya.

Lebih lanjut, Yuliawati menyoroti berbagai fenomena seperti deepfake, doxing, catfishing untuk romance scam, hingga kampanye digital terselubung. Ia menilai fenomena-fenomena ini sering kali bertujuan untuk menjerumuskan perempuan agar semakin tradisional dan mudah dikendalikan, yang pada akhirnya, "makin banyak perempuan yang terbawa ke dalam gerakan tersebut."

Yuliawati juga menyinggung kesepakatan ASEAN untuk memperluas definisi tubuh perempuan, termasuk representasi virtual, yang dianggap penting dalam konteks kejahatan digital yang semakin canggih. "Jadi, kedaulatan atas tubuh perempuan tidak hanya tubuh dalam bentuk physical but also virtual. That is our apa namanya? Struggle tadi, merebut kembali kedaulatan," jelasnya.

Menyikapi maraknya kekerasan terhadap perempuan, UN Women mendorong keterlibatan aktif perempuan sebagai pembuat kebijakan dan pengembang teknologi. Tujuannya adalah agar perempuan memiliki kendali atas keamanan data dan privasi mereka sendiri.

"Kita upayakan supaya lebih banyak perempuan yang terlibat di dalam men-develop akal imitasinya sendiri. Mereka lebih melek terhadap Al sebagai not only user, tetapi juga developer. Ya, jadi perempuan sebagai learner dan juga sebagai developer dari akal imitasi tersebut," pungkasnya.

Artikel ditulis oleh
ReporterPramono

Sorotan

UK social media campaigners among five denied US visas
AS Tolak Visa Lima Tokoh Eropa, Tuduh Upaya 'Memaksa' Sensor di Platform Digital WASHINGTON DC – Lima tokoh terkemuka, termasuk...
25 Des 2025Features
Trump touts upbeat message on cost of living as Americans feel the pinch
Trump Klaim Biaya Hidup Turun Drastis, Namun Warga Amerika Masih Tercekik Kenaikan Harga Oleh Danielle Kaye dan Natalie Sherman Tonton:...
10 Des 2025Features
Why has the price of silver hit a record high?
Harga Perak Melonjak ke Rekor Tertinggi: Peran Suku Bunga AS dan Permintaan Teknologi Oleh Osmond Chia, Jurnalis Bisnis Harga perak...
10 Des 2025Features
Gus Ipul Dorong Calon Pimpinan Sekolah Rakyat Terapkan Gaya Kepemimpinan Humanis
Bandung, siar.co.id - Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Ipul, menekankan pentingnya gaya kepemimpinan humanis bagi...
6 Des 2025Features
Thailand, Vietnam, dan Filipina Pimpin Klasemen Sementara Sepak Bola Putra SEA Games 2025
siar.co.id - Thailand U22, Vietnam U22, dan Filipina U22 berhasil menduduki puncak klasemen sementara di Grup A, B, dan C...
6 Des 2025Features
Artis Porno Bonnie Blue Diamankan Polisi di Bali: Diduga Terlibat Kasus Pornografi
Badung, Bali - Artis film dewasa asal Inggris, Bonnie Blue, diamankan pihak kepolisian di Bali bersama 17 warga negara asing...
6 Des 2025Features
Ads
ads