• 26 Des 2025

Permintaan Ahli Ramah Lingkungan Meledak di Tengah Kesenjangan Keterampilan

Jakarta, Indonesia – Perusahaan di berbagai sektor kini berlomba-lomba merekrut tenaga kerja dengan keterampilan ramah lingkungan. Laporan Keterampilan Ramah Lingkungan…

Jakarta, Indonesia – Perusahaan di berbagai sektor kini berlomba-lomba merekrut tenaga kerja dengan keterampilan ramah lingkungan. Laporan Keterampilan Ramah Lingkungan LinkedIn 2025 menunjukkan bahwa perekrutan "hijau" tumbuh hampir dua kali lebih cepat (8% per tahun) dibandingkan peningkatan jumlah pekerja yang memiliki keterampilan tersebut (4,3%).

"Kesenjangan antara permintaan dan pasokan tenaga kerja terampil terus membahayakan hal ini," ungkap Wakil Presiden Kebijakan Publik dan Grafik Ekonomi LinkedIn, Sue Duke.

Analisis LinkedIn terhadap lebih dari satu miliar anggotanya sejak 2021 menunjukkan adanya peningkatan kesadaran iklim. Saat ini, 17,6% pekerja memiliki setidaknya satu keterampilan ramah lingkungan, naik dari 16,8% di tahun 2024. Namun, laju pertumbuhan keterampilan iklim melambat dari 5,5% (2023-2024) menjadi 4,3% (2024-2025), menimbulkan kekhawatiran akan kemampuan tenaga kerja untuk memenuhi komitmen iklim global.

Sektor teknologi, informasi, dan media memimpin dengan pertumbuhan tahunan rata-rata tertinggi dalam perekrutan ramah lingkungan (11,3%). Hal ini mengindikasikan tantangan sektor ini dalam mengelola intensitas sumber daya yang dibutuhkan oleh kecerdasan buatan (AI) untuk solusi iklim. Dalam bidang AI, keterampilan seperti efisiensi operasional tumbuh 579% dan pemeliharaan serta perbaikan melonjak 190%.

Pertumbuhan konsumsi energi sektor pusat data juga menjadi perhatian. International Energy Agency (IEA) mencatat peningkatan konsumsi energi sebesar 12% per tahun sejak 2017 dan diproyeksikan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 945 TWh pada tahun 2030.

Eropa menjadi motor utama pertumbuhan perekrutan ramah lingkungan dengan peningkatan 16,3%. Prancis mencatat pertumbuhan tertinggi (20%), diikuti Inggris (15,3%) dan Jerman (9,2%). Peningkatan ini kemungkinan didorong oleh undang-undang Uni Eropa yang membutuhkan keahlian lebih besar dalam manajemen risiko iklim dan keuangan berkelanjutan.

Artikel ditulis oleh

Sorotan

Prabowo Berencana Tinjau Ulang Lokasi Banjir Sumatera, Pastikan Pemulihan Berjalan Optimal
Jakarta, [Tanggal Sekarang] – Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmennya dalam penanganan bencana banjir di Sumatera dengan berencana mengunjungi kembali lokasi...
7 Des 2025News
Prabowo Targetkan Listrik Pulih Total di Wilayah Banjir Sumatra Paling Lambat Malam Ini
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi tegas kepada jajarannya untuk segera memulihkan aliran listrik di wilayah-wilayah terdampak bencana banjir...
7 Des 2025News
Hanura Mantapkan Strategi Pemilu 2029: Fokus Suara Rakyat dan Pemerataan Pembangunan
Bandung, Jawa Barat - Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta (OSO), menegaskan kesiapan partainya menghadapi Pemilu 2029 usai Rapat Kerja...
6 Des 2025News
Tragedi Sumatera: Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Capai 914 Jiwa, Ratusan Lainnya Masih Hilang
Jakarta (Liputan6.com) - Bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh terus menimbulkan duka. Hingga Sabtu...
6 Des 2025News
Soekarno Runniversary 2026: PDIP Gandeng Generasi Muda Lestarikan Warisan Bung Karno Lewat Ajang Lari Inovatif
Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) kembali menggelar Soekarno Runniversary pada 2026 mendatang, bertepatan dengan HUT ke-53 partai. Ajang lari ini...
6 Des 2025News
KPK Telusuri Jejak Korupsi Kuota Haji di Tanah Suci, Penyidik Sisir Riyadh hingga Mina
Isi: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengintensifkan penelusuran dugaan korupsi terkait kuota haji tambahan tahun 2024. Tim penyidik KPK saat...
6 Des 2025News
Ads
ads