Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan keheranannya terkait temuan paparan radioaktif cesium-137 (Cs-137) pada produk udang asal Indonesia. Hal ini diungkapkan dalam acara pelepasan ekspor udang bebas Cs-137 ke Amerika Serikat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (3/12/2025).
"Kita tidak punya pembangkit nuklir. Kita tidak punya senjata nuklir. Tapi kok bisa ada cesium-137?" ujarnya, menekankan ketidaklaziman temuan tersebut mengingat Indonesia tidak memiliki fasilitas nuklir.
Trenggono menilai isu ini sebagai bagian dari dinamika persaingan perdagangan. Ia menegaskan pentingnya kewaspadaan dan fokus pada pemenuhan kebutuhan pasar. "Selalu kita harus menganggap bahwa pasar itu adalah raja. Kita harus melayani pasar dengan baik supaya di belakangnya turunannya itu bisa berjalan dengan lancar," tambahnya.
Senada dengan Menteri Trenggono, Asosiasi Produsen Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) melalui Saut Hutagalung, menyampaikan harapan agar sertifikasi bebas Cs-137 tidak menjadi persyaratan permanen. Ia menyoroti beban biaya yang ditimbulkan bagi petambak dan pembudidaya.
"Nah tentu nanti kita akan evaluasi ya kan sertifikasi ini, karena beberapa pertimbangan, pertama kita tidak ada reaktor nuklir, kita tidak ada bahan-bahan nuklir gitu kan. Nah lalu kenapa kita harus dikenakan kewajiban, ini kan beban biaya, waktu, tenaga kan gitu kan," jelas Saut.
Lebih lanjut, Saut menambahkan, "Kita akan lihat kemudian lagi, apakah memang beralasan kita ini selanjutnya dikenakan dengan sertifikasi ini, karena tidak ada sumber-sumbernya, kan. Tentu kita nanti akan mengarah pada waktunya yang pas, kita harus keluar dari daftar kuning atau yellow list, itu wajib sertifikasi."









