Siar.co.id – Seringkali, niat untuk menjaga batasan diri terhambat oleh perasaan tidak enak, takut menyakiti perasaan orang lain, atau khawatir dicap egois, terutama di lingkungan kerja. Padahal, menolak permintaan atau menyatakan "tidak" untuk hal yang tidak bisa atau tidak ingin dilakukan adalah tindakan penting untuk melindungi kesehatan mental.
Sebuah studi doktoral oleh Katharine O’Brien dari Rice University (2014) menemukan bahwa perempuan lebih sulit menolak permintaan profesional dari atasan atau kolega. Kekhawatiran akan konsekuensi terhadap pekerjaan dan karier menjadi alasan utama. Namun, sikap "iya-iya saja" berisiko negatif bagi kesehatan mental, emosional, dan fisik. Memaksakan diri dapat menyebabkan perasaan kewalahan, kesal, dan dimanfaatkan, merampas waktu dan energi, serta memicu stres dan kecemasan. Terlalu sering mengiyakan juga dapat menghilangkan rasa hormat orang lain, membuat kita dipandang mudah dipengaruhi.
Berani menolak bukanlah keahlian yang harus dilakukan dengan kasar. Ini adalah seni komunikasi yang dapat dipelajari untuk menegaskan prioritas diri sambil menjaga kesantunan dan keharmonisan hubungan.
Strategi Menolak dengan Elegan
Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:
- Penolakan Sebagai Perawatan Diri: Menolak adalah langkah sehat untuk melindungi energi, waktu, dan keseimbangan emosional. Menghormati batasan pribadi akan menumbuhkan hubungan yang lebih sehat dan setara.
- Penolakan Lembut: Bagi pemula, gunakan penjelasan seperlunya tanpa pembenaran berlebihan. Contoh: "Terima kasih sudah mempertimbangkan saya untuk proyek ini. Menarik sekali, tapi saat ini saya belum bisa."
- Penolakan Tegas dan Ringkas: Gunakan kalimat singkat dan jelas, seperti "Tidak, terima kasih," atau "Terima kasih, tapi saya tidak bisa melakukannya minggu ini."
- Jadikan Penolakan Latihan: Semakin sering berlatih, semakin natural kemampuan menolak. Setiap pengalaman kecil akan membangun kepercayaan diri untuk menghadapi permintaan yang lebih kompleks.
- Beri Jeda Sebelum Mengiyakan: Keputusan untuk mengiyakan sesuatu sebaiknya disesuaikan dengan nilai pribadi, kenyamanan, serta kapasitas waktu dan energi. Beri jeda untuk menimbang konsekuensi dan keselarasan dengan kebutuhan diri.
"Tidak," Bukan Akhir Dunia
Banyak orang takut penolakan akan menyinggung atau merusak hubungan. Namun, penelitian dalam Journal of Personality and Social Psychology (2024) menunjukkan bahwa respons negatif dari orang lain biasanya lebih kecil dari yang kita bayangkan. Kita cenderung membesar-besarkan reaksi orang lain terhadap penolakan, terutama dalam konteks sosial.
Seni menolak adalah tentang mendekat pada diri sendiri. Berani berkata "tidak" berarti memilih untuk hadir dengan lebih utuh, tanpa kepura-puraan, dan tanpa memikul beban yang tidak sanggup ditanggung. Penolakan yang jujur membuka ruang bagi hubungan yang lebih sehat, setara, dan menghargai batasan. Menjaga kesehatan mental bukanlah tindakan egois, melainkan fondasi agar kita bisa terhubung dengan orang lain secara lebih hangat dan menyenangkan.









