• 11 Des 2025

Kejahatan yang Banal: Mengapa Orang Bisa Berperilaku Jahat?

siar.co.id – Di tengah kehidupan sehari-hari yang tampak normal, pertanyaan menggelayuti benak: mengapa ada saja orang yang menyakiti sesamanya? Frasa…

siar.co.id – Di tengah kehidupan sehari-hari yang tampak normal, pertanyaan menggelayuti benak: mengapa ada saja orang yang menyakiti sesamanya? Frasa "The banality of evil" (kejahatan yang banal) dari Hannah Arendt, filsuf politik dan penyintas Holocaust, menggambarkan bahwa kejahatan bisa dilakukan oleh orang biasa dalam kondisi biasa, tanpa dilandasi kebencian mendalam, bahkan sekadar mengikuti perintah.

Fenomena ini menantang kita untuk melihat sisi lain manusia. Orang yang secara moral tampak "baik-baik saja" pun bisa terjerumus menjadi pelaku kejahatan. Lantas, apa yang melatarbelakangi perilaku ini? Ada faktor psikologis, sosial, dan struktural yang berperan, mulai dari kepatuhan pada otoritas, kebutuhan mempertahankan identitas kelompok, hingga pengalaman hidup yang membatasi empati.

Mengapa Orang Baik Bisa Melakukan Kejahatan?

Berikut beberapa alasan yang dikutip dari Psych Central:

  1. Trauma Masa Lalu: Pengalaman masa lalu dapat memicu perilaku merugikan. Psikolog Dr. Rod Mitchell dari Calgary menjelaskan, "Orang baik mungkin bertindak merugikan ketika dipicu oleh trauma yang belum terselesaikan. Seperti bayangan masa lalu, trauma ini dapat sesaat mengaburkan kebaikan hati manusiawi mereka."
  2. Mode Bertahan Hidup: Dalam kondisi terdesak, seperti kehilangan pekerjaan atau tekanan finansial, akal sehat bisa terganggu. Rasa putus asa dapat mengalahkan pertimbangan etis.
  3. Kurangnya Kesadaran Diri: Ketidakpahaman terhadap emosi, nilai, dan batasan diri dapat memicu tindakan impulsif. Dalam kondisi stres, kata-kata atau tindakan menyakitkan bisa muncul tanpa disadari.
  4. Kebaikan yang Lebih Besar: Keinginan melakukan hal yang benar pun bisa menimbulkan risiko. Ketika tujuan mulia dianggap menghalalkan segala cara, batas moral bisa kabur. Dr. Rod Mitchell menambahkan, "Kadang-kadang, orang baik melakukan hal yang mereka yakini demi ‘kebaikan yang lebih besar’, tanpa menyadari konsekuensi buruknya."
  5. Gangguan Kesehatan Mental: Kesehatan mental memengaruhi cara berpikir dan berinteraksi. Kondisi seperti gangguan kepribadian atau depresi dapat memunculkan perilaku yang disalahpahami sebagai "buruk", padahal merupakan ekspresi dari beban batin.

Pakar etika kepemimpinan Craig Johnson melalui Psychology Today menjelaskan bahwa banyak koruptor awalnya bukanlah orang jahat. Ada proses bertahap yang membuat mereka melepaskan nalar dan prinsip moral, hingga melihat tindakan buruk sebagai hal wajar. Proses ini dimulai dari keyakinan bahwa diri lebih bermoral dari kenyataannya, sehingga menutup mata terhadap pilihan yang meragukan. Ketika moral tercerabut, pembenaran pun dicari, salah satunya fokus berlebihan pada hasil akhir, hingga prinsip "menghalalkan segala cara" muncul. Johnson menyebut ini sebagai "deaktivasi standar moral", yang menggeser batas etis seseorang.

Penelitian dari MIT (2014) menunjukkan bahwa tindakan buruk lebih mudah terjadi dalam kelompok. Identitas "kita" dan "mereka" membuat orang lebih rela menyakiti pihak luar. Rebecca Saxe, salah satu peneliti, menyatakan bahwa standar moral pribadi sering meredup dalam konteks kelompok.

"Sekelompok orang acap kali terlibat dalam tindakan yang sebenarnya bertentangan dengan standar moral pribadi masing-masing, menyeret orang-orang yang sebenarnya baik menjadi bagian dari ‘massa’ yang melakukan penjarahan, perusakan, bahkan kekerasan fisik," ujar Saxe.

Studi tersebut menemukan penurunan aktivitas otak terkait refleksi diri ketika seseorang bertindak sebagai bagian dari kelompok. Namun, temuan ini juga memberi harapan. Kesadaran nilai dan keyakinan pribadi bisa menjadi benteng terhadap "mentalitas massa", menjadi perlindungan penting agar kita tidak kehilangan arah.

Artikel ditulis oleh
ReporterPramono

Sorotan

Trump touts upbeat message on cost of living as Americans feel the pinch
Trump Klaim Biaya Hidup Turun Drastis, Namun Warga Amerika Masih Tercekik Kenaikan Harga Oleh Danielle Kaye dan Natalie Sherman Tonton:...
10 Des 2025Features
Why has the price of silver hit a record high?
Harga Perak Melonjak ke Rekor Tertinggi: Peran Suku Bunga AS dan Permintaan Teknologi Oleh Osmond Chia, Jurnalis Bisnis Harga perak...
10 Des 2025Features
Gus Ipul Dorong Calon Pimpinan Sekolah Rakyat Terapkan Gaya Kepemimpinan Humanis
Bandung, siar.co.id - Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Ipul, menekankan pentingnya gaya kepemimpinan humanis bagi...
6 Des 2025Features
Thailand, Vietnam, dan Filipina Pimpin Klasemen Sementara Sepak Bola Putra SEA Games 2025
siar.co.id - Thailand U22, Vietnam U22, dan Filipina U22 berhasil menduduki puncak klasemen sementara di Grup A, B, dan C...
6 Des 2025Features
Artis Porno Bonnie Blue Diamankan Polisi di Bali: Diduga Terlibat Kasus Pornografi
Badung, Bali - Artis film dewasa asal Inggris, Bonnie Blue, diamankan pihak kepolisian di Bali bersama 17 warga negara asing...
6 Des 2025Features
Distribusi LPG ke Aceh dan Tapanuli Tengah Pulih Bertahap
siar.co.id - Pemerintah bersama PT Pertamina (Persero) tengah berupaya memulihkan distribusi Liquefied Petroleum Gas (LPG) ke wilayah Aceh dan Tapanuli...
5 Des 2025Features
Ads
ads