Sidoarjo, 10 November 2025 — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Departemen Teknik Mesin Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (DTMI ITS) memperkenalkan teknologi Wire Arc Additive Manufacturing (WAAM) kepada PT Smarttech, perusahaan manufaktur komponen logam yang berlokasi di Desa Randegan, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya transformasi proses manufaktur di industri logam lokal agar lebih efisien, adaptif, dan kompetitif.
PT Smarttech selama ini memproduksi berbagai komponen logam untuk kebutuhan industri. Peningkatan permintaan dan kebutuhan pembuatan komponen bergeometri kompleks membuat proses produksi konvensional, seperti machining dan fabrikasi manual (misalnya metal forming), semakin menghadapi keterbatasan. Selain memerlukan waktu lebih lama, metode ini juga cenderung boros material dan kurang fleksibel terhadap perubahan desain.
“Permasalahan utama yang kami identifikasi bukan hanya terkait kapasitas produksi, tetapi juga bagaimana industri dapat meningkatkan efisiensi tanpa terus bergantung pada metode konvensional yang memakan waktu. Di sinilah teknologi manufaktur aditif berbasis bahan logam seperti WAAM menjadi relevan,” ujar Ketua Tim PkM, Rivai W, ST., MSc, dari DTMI ITS.

WAAM merupakan teknologi manufaktur aditif yang memanfaatkan proses pengelasan busur listrik untuk “mencetak” komponen logam secara bertahap, lapis demi lapis. Teknologi ini memungkinkan pembuatan bentuk kompleks, berukuran besar, dengan minim limbah material. Keunggulan tersebut menjadi nilai tambah bagi industri yang membutuhkan penyesuaian desain dan waktu produksi yang lebih cepat.
Dalam kegiatan di PT Smarttech, Tim PkM DTMI ITS tidak hanya membawa dan mendemonstrasikan mesin WAAM, tetapi juga merancang sistem implementasi yang menyeluruh. Tahapan yang dilakukan meliputi instalasi, kalibrasi, hingga pelatihan bagi operator PT Smarttech agar teknologi dapat dioperasikan secara mandiri.
“Kunci keberhasilan transfer teknologi bukan pada perangkatnya saja, tetapi pada pemahaman operator dalam mengendalikan proses, mengatur parameter, dan menjaga stabilitas kualitas hasil produksi,” jelas anggota tim, Laksita A Safitri, ST., MT.
Melalui penerapan WAAM, PT Smarttech diharapkan dapat memproduksi prototipe maupun komponen fungsional dengan lebih cepat dan efisien. Proses yang sebelumnya membutuhkan pembuatan cetakan atau waktu pemesinan panjang kini dapat dipersingkat melalui sistem manufaktur yang lebih presisi dan terkontrol. Hal ini membuka peluang bagi perusahaan untuk memperluas portofolio produk sekaligus meningkatkan daya saing di tingkat regional.
Kegiatan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri dapat menghasilkan inovasi yang aplikatif. Tim PkM DTMI ITS tidak sekadar memperkenalkan teknologi baru, tetapi juga memastikan teknologi tersebut selaras dengan kebutuhan produksi, sekaligus memperkuat kapasitas sumber daya manusia di lingkungan PT Smarttech.







