Inovasi Pakan Fermentasi Racikan Mahasiswa FPP untuk Peternakan Mentok Pak Karyanto di Dusun Bakalan Desa Mlokomanis Wetan

themastermin

Agustus 14, 2025

4
Min Read

Dusun Bakalan, Desa Mlokomanis Wetan – Kini memiliki cerita baru tentang bagaimana inovasi sederhana dapat mengubah cara beternak menjadi lebih efisien, higienis, dan ramah lingkungan. Fairuz, mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP), memprakarsai program multidisiplin untuk membantu Pak Karyanto, seorang peternak mentok di Dusun Bakalan dengan memperkenalkan pakan fermentasi sebagai alternatif pakan sehari – hari.


Permasalahan Pakan Mentok

Sebelumnya, pakan utama mentok milik Pak Karyanto berasal dari ampas tahu dan sisa makanan atau food waste. Meskipun bahan ini tersedia melimpah dan gratis, ada satu masalah besar yaitu makanan sisa tersebut biasanya sudah basi, berbau menyengat, dan cepat membusuk. Kondisi ini tidak hanya membuat lingkungan kandang menjadi kurang nyaman, tetapi juga membuat proses pemberian makan menjadi tidak menyenangkan karena bau yang menyengat menempel pada pemberi pakan.

Selain itu, makanan basi berpotensi menurunkan kualitas kesehatan ternak. Kandungan nutrisinya berkurang, bahkan bisa menjadi sumber penyakit. Dari permasalahan inilah, Fairuz tergerak untuk memberikan solusi yang lebih higienis, bergizi, dan tahan lama.


Gagasan Pakan Fermentasi

Pakan fermentasi bukanlah hal baru di dunia peternakan, namun penerapannya di tingkat peternak kecil sering terhambat oleh minimnya pengetahuan teknis dan keterbatasan alat. Dengan pendampingan yang tepat, proses fermentasi mampu meningkatkan kualitas nutrisi pakan, membuatnya lebih mudah dicerna, dan menghilangkan bau tidak sedap yang biasanya muncul pada pakan mentah.

Fairuz melihat potensi besar dari metode ini untuk diterapkan pada usaha ternak mentok milik Pak Karyanto. Tujuannya jelas tidak lain adalah untuk mengubah bahan sederhana menjadi pakan berkualitas tinggi dengan proses yang mudah dan murah, namun berdampak besar pada produktivitas ternak.


Bahan Fermentasi Sederhana dan Proses Pembuatan Pakan Fermentasi

Salah satu keunggulan pakan fermentasi ini adalah peralatan yang digunakan sangat sederhana dan terjangkau. Berdasarkan panduan yang diterapkan Fairuz, bahan yang digunakan pun mudah didapatkan di lingkungan desa yaitu :

  • Dedak padi atau bekatul sebagai bahan utama.
  • EM4 (Effective Microorganisms) untuk proses fermentasi.
  • Molases atau tetes tebu sebagai sumber energi bagi mikroorganisme.
  • Air bersih sebagai pelarut.
  • Siapkan wadah dan alat yang sudah dibersihkan untuk menghindari kontaminasi.

Langkah pertama yaitu potong sisa makanan menjadi ukuran kecil – kecil agar mudah tercampur dan terfermentasi. Masukkan dedak padi atau bekatul dan dicampur ke sisa makanan yang sudah menjadi kecil – kecil. Larutkan EM4 dalam ember, campur EM4 dengan molases atau tetes tebu dan air bersih sesuai takaran. Tunggu 10 menit kemudian tuangkan larutan EM4 ke bahan kering sambil diaduk rata menggunakan sendok kayu. Masukkan campuran ke dalam ember/drum, padatkan sedikit, lalu tutup rapat agar proses fermentasi berjalan dan diamkan selama 5 – 7 hari. 

Selama proses fermentasi, mikroorganisme dalam EM4 akan bekerja memecah senyawa kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana, meningkatkan kandungan gizi, dan menghilangkan bau tak sedap. Hasilnya adalah pakan yang wangi segar, bergizi tinggi, dan lebih tahan lama dibandingkan pakan mentah biasa.


Manfaat bagi Peternak dan Lingkungan

Perubahan metode pakan ini membawa dampak signifikan bagi Pak Karyanto. Pertama, kualitas hidup mentok meningkat dan ternak menjadi lebih sehat, aktif, dan produktif. Kedua, lingkungan kandang menjadi lebih bersih karena pakan tidak cepat membusuk dan tidak mengundang lalat. Ketiga, proses pemberian pakan menjadi lebih nyaman karena bau menyengat dari makanan basi tidak lagi mengganggu.

Dari sisi ekonomi, pakan fermentasi juga menghemat biaya karena bahan baku dapat diperoleh dari sisa pertanian atau produk lokal yang murah. Umur simpan yang lebih lama membuat peternak tidak perlu sering membuat pakan setiap hari, sehingga menghemat tenaga dan waktu.


Pemberdayaan Berbasis Ilmu dan Aksi Nyata

Program yang digagas Fairuz ini juga menjadi contoh nyata kolaborasi antara akademisi dan masyarakat. Sebagai mahasiswa FPP, Fairuz memanfaatkan ilmu yang ia pelajari di bangku kuliah untuk memberikan solusi praktis pada masalah nyata di lapangan. Dengan demikian, inovasi ini berpotensi menjadi gerakan kolektif yang meningkatkan ketahanan pangan ternak di desa.

Cerita tentang pakan fermentasi untuk mentok milik Pak Karyanto membuktikan bahwa teknologi tepat guna tidak harus mahal atau rumit. Dengan peralatan sederhana, bahan lokal, dan pendampingan yang tepat, peternak bisa meningkatkan kualitas pakan, kesehatan ternak, serta kebersihan lingkungan. Program ini menjadi contoh bahwa sinergi antara mahasiswa, masyarakat, dan kearifan lokal dapat menghasilkan perubahan nyata yang berkelanjutan.


Penulis : Sonia Nazwa Auranti kelompok 2 Tim KKN IDBU 6 Universitas Diponegoro

Tinggalkan komentar

Related Post