Jakarta – Gunung Semeru, puncak tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan serangkaian erupsi yang terjadi sejak akhir November 2025. Gunung yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Malang dan Lumajang ini, masih berstatus Awas (Level IV) dan jalur pendakian ditutup total.
Rentetan Erupsi dan Dampak Abu Vulkanik
Pada tanggal 25 November 2025, Gunung Semeru mengalami delapan kali erupsi beruntun antara pukul 00.20 hingga 05.33 WIB. Erupsi terakhir menyemburkan kolom abu setinggi sekitar 1.000 meter di atas puncak.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara," ujar Liswanto, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru.
Akibatnya, wilayah di sisi utara gunung terdampak sebaran abu vulkanik. Masyarakat diimbau untuk menggunakan masker dan membatasi aktivitas di luar ruangan untuk menghindari iritasi pernapasan.
Kerusakan Lahan dan Infrastruktur
Sebelumnya, pada 24 November 2025, dampak kerusakan akibat aktivitas vulkanik mulai terdata. BNPB melaporkan sekitar 204,63 hektare lahan pertanian mengalami kerusakan, serta 21 rumah warga rusak berat.
"Selain lahan pertanian seluas 204,63 hektare rusak, ada rumah rusak berat 21 unit, termasuk fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan gardu PLN masing-masing rusak berat satu unit," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muharil.
Saat ini, terdapat sekitar 528 pengungsi yang tersebar di berbagai titik penampungan.
Erupsi Besar dan Kenaikan Status Awas
Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang signifikan terjadi pada 19 November 2025. Erupsi menghasilkan kolom abu setinggi 2.000 meter di atas puncak, disertai luncuran awan panas hingga 7 kilometer ke arah tenggara.
Sebagai respons, status Gunung Semeru dinaikkan menjadi Level IV (Awas) pada pukul 17.00 WIB. Evakuasi dilakukan terhadap pendaki di sekitar Ranu Kumbolo dan warga di wilayah terdampak.
Sekilas Tentang Gunung Semeru
Gunung Semeru, atau Mahameru, adalah gunung berapi aktif yang disakralkan sejak masa kerajaan-kerajaan Jawa kuno. Dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia. Aktivitas vulkaniknya terus membentuk lanskap di sekitarnya.
Sejarah Letusan Gunung Semeru:
| Tahun | Peristiwa Penting | Deskripsi Singkat |
|---|---|---|
| 1818 | Letusan Pertama Tercatat | Letusan pertama Gunung Semeru yang terdokumentasi terjadi pada 8 November 1818. |
| 1909 | Letusan Besar | Letusan dahsyat pada awal Agustus 1909 menyebabkan sedikitnya 700 korban jiwa. |
| 1941-1942 | Aktivitas Vulkanik Panjang | Terekam aktivitas vulkanik dengan leleran lava mencapai lereng timur pada ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter. |
| 1967-Sekarang | Erupsi Hampir Konstan | Gunung Semeru berada dalam kondisi letusan yang hampir konstan. |
| 2021 | Erupsi dan Peningkatan Status Siaga | Pada 4 Desember 2021, erupsi dengan guguran awan panas ke Besuk Kobokan, status naik ke Level III (Siaga). |
| 2022 | Erupsi dengan Aliran Piroklastik | Pada 4 Desember 2022, erupsi dengan aliran piroklastik sepanjang 12 km. |
| 2025 (April) | Erupsi Kecil | Erupsi pada 17 April 2025. |
| 2025 (November) | Erupsi Dahsyat dan Status Awas | Pada 19 November 2025, pukul 16.00 WIB, erupsi dahsyat menyemburkan abu vulkanik 2.000 meter, status naik ke Level IV (Awas). |
Catatan: Jalur pendakian Gunung Semeru saat ini ditutup demi keselamatan dan keamanan. Masyarakat diimbau untuk mematuhi rekomendasi dari pihak berwenang.









