Jakarta – Bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara menyebabkan dampak yang signifikan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa jalur nasional Sibolga-Padang Sidempuan putus total akibat longsor di banyak titik. Beberapa jembatan, termasuk Jembatan Pandan, juga mengalami kerusakan parah.
"Jalur nasional Sibolga–Padang Sidempuan serta Sibolga–Tarutung mengalami putus total dan tertutup longsor di banyak titik. Beberapa jembatan termasuk Jembatan Pandan dan jembatan pada ruas Sibolga–Manduamas, juga terputus," kata Kepala BNPB Suharyanto, Minggu (30/11/2025).
Kondisi ini menyebabkan terisolasinya tujuh wilayah di Mandailing Natal karena tertutupnya jalur lintas provinsi. Beberapa desa hanya dapat dijangkau dengan alat berat atau transportasi udara. BNPB telah mengerahkan lima helikopter untuk mendistribusikan logistik ke wilayah-wilayah terisolasi, termasuk Sibolga.
Di Tapanuli Tengah (Tapteng), kondisi diperparah dengan aksi penjarahan minimarket oleh warga. Aksi ini diduga dipicu oleh distribusi bantuan logistik yang tidak merata sejak 24 November 2025.
"Chaos (penjarahan) di depan mata sekarang ini," ungkap Damai, warga Tapteng, Sabtu (28/11/2025). Ia menambahkan bahwa warga harus berjuang sendiri mencari pasokan makanan dan air bersih.
Ketua DPD KNPI Sumut, Samsir Pohan, mendesak pemerintah pusat untuk menetapkan status bencana nasional. Menurutnya, kejadian serupa juga terjadi di Sumatera Barat dan Aceh. Status bencana nasional akan membuka akses untuk pengerahan sumber daya yang lebih besar.
"Pemerintah pusat harus segera menetapkan jadi bencana nasional," tegas Samsir Pohan di Medan.
Desakan serupa juga disuarakan oleh sejumlah tokoh, termasuk Ketum DPP KNPI Haris Pertama dan Anggota DPRD RI Dapil Sumut, Hinca Panjaitan. Mereka meminta pemerintah untuk segera mengerahkan bantuan semaksimal mungkin.









